ADVENTOURIR Part I : Jangan lihat orang dari fisiknya


Jam menunjukkan sudah pukul 23.30 ketika injakkan kakiku di terminal Bekasi. Antara yakin dan tidak masih ada bis jurusan Purwokerto, aku melangkah masuk ke dalam terminal, tanya sana sini akhirnya ditunjukkan kalau bis jurusan Purwokerto tinggal satu yang terakhir dan itupun mungkin tidak sampai Purwokerto, transit oper di Slawi.

Huft ... agak tenang sedikit ketika sudah berhasil dapat tiket bis, meski agak kaget dengan harga yang tercantum di tiket, Rp. 100.000,- !! .. itu bukan tarif normal, tarif lebaran, tapi tak apalah karena malam ini aku harus pulang.

Masuk ke bis, agak sedikit kecewa karena baru ada 4 penumpang yang ada, tadi kondektur bilang kurang 3 orang... aduuuh, mau berangkat jam berapa nih ..

Ya sudahlah .. tiket sudah terlanjur dibeli, bagaimanapun harus disyukuri karena ini bis terakhir, yang penting malam ini bisa pulang saja itu sudah lebih dari cukup.

Segera kuletakkan tas bawaanku, kerebahkan tubuh di jok mobil yang masih kosong, ambil minuman dingin yang kubeli tadi, hidupkan sebatang rokok dan nikmati keadaan ... this is life, mas broo .. apapun dan bagaimanapun harus dijalani dan disyukuri ..

Sedang asyik menikmati sebatang rokok, salah satu penumpang datang mendekatiku. Seorang laki-laki paruh baya berumur sekitar 50-an tahun. Duduk di bangku jok sebelah dan kelihatannya mau mencoba dekat denganku hanya untuk mengisi waktu sambil menunggu penumpang lain.

Sebenarnya aku lagi gak mood, lagi pengin sendiri. Kondisi fisik dan sedikit masalah yang sedang aku alami, sedang membuat aku lagi malas berinteraksi dengan orang lain. Penginnya duduk di jok bis, nikmati sebatang rokok, sambil rebahkan tubuh dan tidur ...

Tapi bagaimanapun aku tak boleh mengabaikan seseorang yang walaupun aku belum kenal yang mencoba menyapaku. Okelah, aku respon sedikit sekedar menghormatinya.

Dengan gaya SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) nya, lelaku paruh baya tersebut langsung membuka obrolan

“Mudun neng endi, Mas ?” sapanya dengan logat khas yang aku kenali sebagai logat khas penduduk wilayah pantura .. wah, orang tegal atau slawi nih, fikirku

“Purwokerto, Pak. Sampean mudun endi?” balasku dengan datar ..

“Aku Slawi, Mas. Lah sampean ora kesliru melu bis? Kie bis kur tekan Slawi” dia menjawab masih dengan dialek panturanya yang khas

Aku tahu, Pak .. bis ini memang hanya sampai Slawi, tapi si sopir tadi sudah jamin nanti akan di oper transit ke bis Purwokerto kalau sudah di terminal Slawi..

Pikirin amat ah .. lagi males mikir saja yang penting malam ini sudah bisa pulang saja.

Obrolan berlanjut dengan datar karena aku tidak begitu merespon pertanyaan-pertanyaanya. Aku hanya menjawab sebatas mana pertanyaan sekedar menghormati saja. Aku hanya berfikir negatifnya ini orang SKSD banget dan lebih berfikir negatif jangan-jangan cuma alibi seseorang untuk berbuat kejahatan terhadapku.

Dia juga banyak bertanya tentang aku kerja dimana, sama siapa, tinggal dimana, kuliah dimana, dan sebagainya.

Aku terhenyak kaget dengan satu pertanyaan dia tentang kuliah dimana?
Hahahahaa kuliah? Hi heloooo .. saya sudah tua ini Pak, sudah berumur .. masa pertanyaanya kok ke arah kuliah

“Aku kuli biasa Pak, kerja melu wong. Apamaning kuliah, aku wis keluarga lan anake be wis loro, sing siji wis kelas 2 SMP sing siji wis umur 20 wulan.” Aku memberikan jawaban yang masih datar .. sudah males saja menjawab pertanyaan-pertanyaan dia yang begitu banyak sementara aku sudah begitu capek .. capek fisik dan capek batin ..

“ah, mosok mas sampeyan uwis due anak loro karo wis perawan anake lah, sak ngertiku sampean esih bujangan !” Kata laki-laki tersebut dengan sedikit roman kaget seolah tidak percaya dengan jawabanku

Hehehe .. esih bujangan (masih bujangan) ????

Aku jadi sedikit tersenyum dengan keterkejutan dia dan pendapat dia .. waduh-waduh .. ternyata gak setiap orang yang tahu tentang aku sudah beranak dua dan anak pertama sudah kelas 2 SMP ..

Jadi sedikit geer nih .. ah, tapi geer buat apa toh yang berpendapat seperti itu juga seorang bapak-bapak, bukan seorang wanita muda .. ihirrr .. jadi terlintas fikiran playboyku muncul .. huffttt. Sudahlah, abaikan saja

Istighfar Kennnn ...

Obrolan terputus karena kondektur memanggil untuk oper bis ke bis yang satunya yang ternyata sudah siap jalan meskipun belum banyak penumpang.. huuuu, tadi bilangnya ini bis terakhir.

Pukul 00.05 bis berjalan.

Alhamdulillah aku bisa bernafas lega. Meskipun nanti sudah terfikir kalau harus repot di terminal Slawi harus oper transit ke bis jurusan Purwokerto. Tak apalah asal lancar dan selamat

Segera insting beraksi, daripada bengong sendiri, aku buka laptop kesayanganku, yang sudah menemaniku baik suka dan duka, yang paling bisa mengerti aku, yang selalu kusentuh, kubelai-belai, kupandangi hampir setiap detik melebihi orang-orang yang kusayangi.

Hehehe

Kupasang modem dan segera beraksi ... login ke Facebook dan login ke webmaster website Komunitas Banjarnegara yang sedang aku sempurnakan desain webnya.

Hufttt .. facebook sepi dan di grup juga sepi .. galau nih. Buat status juga Cuma beberapa yang like dan gak ada yang komen, buat posting di grup juga sama. Jadi tambah bete nih

Lagi bete dengan keadaan, laki-laki paruh baya tersebut kembali datang mendekatiku. Dia terlihat sedikit kaget dengan aku yang sedang asyik dengan laptopku. Mungkin terfikir di benaknya, ini mas-mas tadi ditanya ceritanya katanya seorang kuli kasar kok pakai laptop.. belum lagi penampilanku yang memang terlihat sedikit bersih dan rapih karena siangnya baru potong rambut, potong kumis, body sedikit berisi karena rajin lari pagi dan warming up untuk menjaga kondisi tubuh.

Sedikit memuji diri ah, kalau bukan dipuji sendiri siapa yang mau memuji hehe

Memang terlihat seperti laki-laki muda yang baru lulus SMA sebenarnya .. diakui atau tidak heehehehee.

Gak usah sombong Kennnn ... fikirku dalam batin mengingatkan diri sendiri

Tapi aku tetap pada fikiran negatifku bahwa aku tetap harus hati-hati dengan orang yang belum aku kenal, apalagi ini di bis malam. Sebenarnya agak kekhi dan illfeel juga dengan gaya sok kenal sok dekatnya laki-laki ini. Terlalu over menurutku, mending kalau sebaya, terlalu tua untuk diajak sebagai teman ngobrol, fikirku.

Ah sudahlah, setelah sedikit bergurau dengan Pak Jonathan Bjho P di salah satu postingan teman di beranda KOBRA, akhirnya saking capai dan ngantuknya aku tertidur tanpa terasa.

Tidur ya tanpa terasa, kalau tidur terasa itu bukan tidur mas brooo...

Sekitar pukul 3 bis berhenti di pool yang terlihat sudah sepi, aku terbangun karena di bangunkan laki-laki tersebut

“Mas, tangi mas .. iki bise lagi mandeg mbok sampean arep pipis apa ngopi” katanya sambil mencoba membangunkanku

Astaghfirullohal adziem ... aku jujur jadi bertanya pada diriku sendiri, di satu sisi aku masih berfikir negatif tentang laki-laki ini tapi di satu sisi aku bertanya, dia begitu baik dengan mencoba menyapaku dari awal, mencoba mencari teman ngobrol dan mencoba menjadi teman selama di bis. Meski dalam fikirku aku menganggap laki-laki ini terkesan terlalu lebay, atau itu hanya fikiran jelekku?

Setelah dari WC untuk buang air kecil dan cuci muka, aku memesan semangkok bakso dan segelas kopi untuk sekedar mengisi perut dan menghangatkan tubuh. Suhu malam ini terasa begitu dingin menusuk tubuh. Setelah bakso aku habiskan, kopi kubawa ke teras pool dan duduk di salah satu kursi dengan Pak Kondektur yang lagi asyik menikmati kopi dan sebatang kretek.

Lagi asyik aku dan pak kondektur ngobrol, laki-laki paruh baya tersebut mendekati kami dan ikut nimbrung ngobrol. Akhirnya terjadi sebuah obrolan tiga orang yang campur aduk antara pak kondektur dengan laki-laki paruh baya tersebut dengan bahasa berdialek panturanya dan aku dengan bahasa ngapak banyumasannya.

Wah jadi hidup nih suasana dingin dengan obrolan gado-gado dialek pantura dan ngapak banyumasan.. sedikit menghibur suasana hati yang sejak sore adanya hanya kejenuhan dan emosi dengan keadaan.

Tapi lagi-lagi laki-laki paruh baya tersebut berulah dengan gaya SKSDnya dengan menempelkan tangannya yang sangat dingin ke salah satu kakiku sambil bertanya

“Sampean kakinya kok hangat ya Mas Ngapak ??”

Huhhhh ... aku menggerutu dengan sedikit kesal atas kelakuan laki-laki yang satu ini. Ya kaki saya hangat Pak Tua, saya masih muda dan rajin berolahraga tiap pagi jadi kondisi tubuh terjaga, jawabku di dalam hati dengan sedikit kesombonganku.

Aku mengambil sikap sedikit cuek sehingga mungkin laki-laki tersebut lebih memilih untuk mengobrol dengan kondektur yang kebetulan masih satu daerah asal dengan dialek yang sama.

Ah peduli amat dengan obrolan mereka, fikirku sambil melanjutkan menikmati segelas kopi hangat dan sebatang rokokku.

Tak lama bis berangkat melanjutkan perjalanan lagi, aku kembali pada aktivitasku untuk melanjutkan mimpiku di jok bis, dinginnya AC bis membuat aku harus menarik jaketku untuk menutupi tubuhku agar terasa lebih  hangat, kebetulan aku duduk di jok yang berisi tiga tempat dan hanya terisi oleh aku sendiri sehingga sangat leluasa untuk tidur bebas menjulurkan kaki dengan berbantalkan tas.

Ketika mata siap kupejamkan, laki-laki paruh baya tersebut kembali menyapaku, kebetulan ia memang duduk di jok sebelahku yang berisi 2 tempat duduk.

“Diteruske sarene Mas, mengko nek wis tekan terminal Slawi tek gugahe” katanya dengan gaya SKSDnya

Huffttt .. tambah curiga dan berfikir lebih negatif nih pada laki-laki yang satu ini, apa sih maksud semua ini?

Apa dia bermaksud dekat untuk mengincar kelalaianku agar dia bisa berbuat jahat mengambil apa yang aku bawa?

Atau ini hanya fikiran negatifku yang hanya terbawa emosi karena aku sedang tidak merasa nyaman dan suasana hati sedang tidak tenang?

Huhh.. mau tidur akhirnya jadi tidak tenang karena bagaimanapun aku harus hati-hati terhadap hal-hal terburuk yang akan terjadi. Aku masih trauma dengan satu kejadian pada tahun 1999 lalu ketika dengan kejadian yang sama di salah satu bis jurusan Yogya – Surabaya yang kutumpangi dulu, ketika ada seorang yang mencoba sok kenal dan sok dekat namun pada akhirnya aku terjebak oleh tipu dayanya, dan dia mengambil saat yang tepat ketika aku lalai, semua uangku dia ambil pada waktu itu.

Akhirnya, meski mata mengantuk dan cuaca dingin terpaksa aku mencoba tidak tidur. Jadi tersiksa nih .. gara-gara bapak tua yang satu ini..

Atau gara-gara fikiranku yang terlalu negatif pada dia ya? Karena selama perjalanan ternyata aku juga masih dalam keadaan aman.

Ketika suasana fikiranku masih kacau tiba-tiba ada seorang pengamen yang mencoba keberuntungan di bis malam ini. Kulihat pengamen ini adalah seorang wanita berumur sekitar 45 tahunan. Sekilas terlihat kecantikan alami yang terpancar dari wajahnya.

Cantik juga ibu yang satu ini, fikiranku berjalan dengan isengnya .. heheehe .. lumayanlah untuk menemani dinginnya suasana di bis malam ini.

Woiiii... sadar Ken .. istighfar lagi, kamu sudah punya istri .. 

Dengan peralatan mengamen yang cukup baik, karena menggunakan sound yang cukup bagus menurutku, wanita ini membawakan sebuah lagu yang sangat syahdu, lagu yang bercerita tentang keadaan seorang wanita yang ditinggal suaminya berselingkuh dengan wanita lain dan si wanita ini ditinggal tanpa tanggung jawab untuk menghidupi anak-anaknya sendiri.

Sepertinya lagu itu dibawakan berdasarkan kisah nyata si ibu ini.. aku jadi terharu mendengar lagunya dan mengamati betapa seorang wanita yang sudah jam segini masih berjuang dengan mencari peruntungan dengan mengamen di sebuah bis malam.

Ya Tuhan, ketika di satu sisi aku sendiri terkadang banyak mengeluh dengan keadaanku, dengan segala kekuranganku, keterpurukan hidup yang sedang kujalani, ternyata kulihat wanita pengamen ini yang mungkin sedang menjalani hidup yang jauh lebih tragis dengan yang kualami tetap tegar dan bersemangat dalam berjuang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, membahagiakan anak-anaknya.

Bismillah, yang pada awalnya aku berniat hanya memberi uang sekedarnya untuk sekedar mengisi kantong plastik yang dia sodorkan padaku, aku beralih fikiran untuk memberi lebih ke dia. Aku ambil lembaran uang Rp. 20.000, - dan lembaran uang Rp. 10.000, - dan kuisikan ke dalam plastik yang dia siapkan.

Subhanalloh, wanita ini menangis sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali padaku mungkin sangking senangnya. Mungkin tidak mengira akan mendapatkan sebanyak itu dari salah seorang penumpang bis ini.

Aku hanya mengangguk datar
“Sama-sama Bu, semoga bisa bermanfaat”
“Iya Pak, terima kasih sekali lagi, semoga Alloh membalas yang jauh lebih banyak untuk Bapak..” jawabnya dengan tersedu
“Aamiin Ibu..” aku jadi ikut terbata-bata membalas jawaban ibu ini.

Gak papalah, uang itu sebenarnya sudah kupisahkan untuk sarapan pagi nanti ketika sampai di Purwokerto. Tapi melihat ibu ini hatiku begitu tersentuh.

Semoga bisa bermanfaat ya Bu..
Dan tanpa sadar aku tertidur pulas

*********************************
Aku terkejut ketika aku dibangunkan seseorang. Ketika kubuka mata ternyata bis sudah berhenti di terminal Slawi. Suasana sudah terang, kulihat jam di bis tersebut menunjukkan pukul 06.30 WIB.

Kutengok siapa yang membangunkanku. Ternyata laki-laki paruh baya yang dari semalam membuatku bete.

“Mas, Kue duite pada tiba mbok ilang apa ana sing jukut Mas.. karo laptope kue tiba nang ngisor mbok ana wong sing jukut”

Perkataan laki-laki paruh baya tersebut membuatku terkejut setengah mati. Kulihat di jok yang kutiduri berserakan uang lembaran Rp. 50.000- ada 8 lembar dan uang lembaran Rp. 20.000, - tiga lembar serta beberapa lembaran uang lima ribuan dan sepuluh ribuan. Memang semalam aku memasukkan uang tersebut tidak di dompet tapi di dalam saku jaketku dan aku lupa bahwa jaket aku lepas untuk kugunakkan sebagai selimut tidurku dan aku juga belum memasukkan laptopku ke dalam tas.

Subhanalloh .. Alloh tunjukkan padaku suatu hal yang sangat tidak aku sangka, laki-laki yang dari semalam aku curigai akan berbuat jahat kepadaku, dengan segala kecuekan dan kesombonganku dan fikiran negatifku. Ternyata laki-laki yang satu ini yang justru berbuat sangat baik padaku, mulai mencoba menemaniku ngobrol, mengetahui kondisi tubuhku dingin atau tidak, membangunkanku ketika bis berhenti di pool, mengingatkanku, dan subhanalloh, ketika ada kesempatan emas  melihat uangk jatuh berserakan di jok bis dan laptop tergeletak yag siapapun bisa mengambilnya tanpa aku tahu karena aku masih tertidur, tapi laki-laki yang satu ini, yang aku curigai dari semalam malah berbuat sebaliknya.

Dia yang membangunkanku lagi ketika sudah sampai di terminal Slawi dan mengingatkanku tentang uangku yang berserakan dan laptopku yang tergelatak agar jangan sampai diambil orang yang tak bertanggungjawab.

Ya Alloh, manusia atau malaikatkah dia? Di jaman seperti ini ada manusia yang seperti dia, sebaik dia. Ataukah dia seseorang yang Tuhan kirimkan untuk menjagaku?

Terima kasih Bapak ... Maafkan atas kekhilafanku, kesombonganku dan kecuekanku. Bapak telah membuka mataku bahwa tidak semua yang terlihat itu adalah yang terjadi. Aku telah terlalu sombong dan berfikir negatif dengan berfikir jelek terhadap sesorang yang dari tampangnya emang sudah tidak meyakinkan dan menyebalkan tapi ternyata dialah dewa penolongku malam ini.

Tidak bisa kubayangkan apa yang terjadi ketika laki-laki ini tidak begitu baik kepadaku, aku akan kehilangan uangk yang berceceran dan kehilangan laptopku yang berisi data yang tak ternilai harganya dari data perusahaan, data organisasi (KOBRA) dan data pribadi yang berisi banyak hal baik data umum tentang foto keluarga maupun foto-foto pribadi yang bersifat privat.

Ketika ingin kuminta maaf dan kuucapkan terima kasih kepada Bapak ini, kulihat bis sudah kosong dan kucari kesana kemari laki-laki paruh baya tersebut sudah tidak ada. Melanjutkan perjalanan dia atau hilang begitu saja?

Ya Alloh, siapapun dia, sampaikan permintaan maafku dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian dan kebaikannya, semoga dia mendapat balasan yang jauh lebih baik dari kebaikan yang dia berikan padaku.

Perjalanan malam ini begitu sangat berharga dan akan kuingat selalu dalam hidupku, bahwa kita memang harus selalu waspada dan berhati-hati terhadap setiap hal namun kehati-hatian dan kewaspadaan tersebut juga tidak boleh diikuti dengan prasangka negatif yang berlebihan.

Kita tidak boleh melihat seseorang hanya dari penampilan fisiknya, atau penampilan atau sikapnya. Kita juga harus melihat dari beberapa sisi karena Tuhan menciptakan kita lengkap dan sempurna baik dari sisi kekurangan, kelebihan maupun keterbatasan.

Semoga cerita ini, yang kutulis berdasarkan kisah nyata dari perjalanan pulang dari terminal Bekasi menuju terminal Slawi menjadi pelajaran yang bisa diambil hikmahnya bagi yang membaca, khususnya bagi saya pribadi.

Terjemahan :
1. Mudun neng endi, Mas ? = Turun di mana Mas?
2. Purwokerto, Pak. Sampean mudun endi? = Purwokerto Pak, Bapak turun mana?
3. Aku Slawi, Mas. Lah sampean ora kesliru melu bis? Kie bis kur tekan Slawi = Aku turun Slawi. Apa kamu tidak salah ikut bis? Bis ini hanya sampai Slawi
4. Aku kuli bisa Pak, kerja melu wong. Apamaning kuliah, aku wis keluarga lan anake be wis loro, sing siji wis kelas 2 SMP sing siji wis umur 20 wulan  = Saya cuma kuli biasa Pak, kerja ikut orang. Apalagi kuliah, saya sudah berkeluarga dan anak saja sudah dua, yang satu sudah kelas 2 SMP dan yang satu baru berumur 20 bulan
5. “ah, mosok mas sampeyan uwis due anak loro karo wis perawan anake lah, sak ngertiku sampean esih bujangan !” = Ah masa kamu sudah punya anak dua sudah perawan, setahu saya kamu masih bujangan
6. “Mas, tangi mas .. iki bise lagi mandeg mbok sampean arep pipis apa ngopi” = Mas bangun Mas, ini bis berhenti barangkali kamu mau buang air kecil atau mau ngopi
7. “Sampean kakinya kok hangat ya Mas Ngapak ??” = Kamu kakinya kok hangat ya Mas Ngapak ??
8. “Diteruske sarene Mas, mengko nek wis tekan terminal Slawi tek gugahe” = Dilanjutkan tidurnya Mas, nanti kalau sudah sampai terminal Slawi saya bangunin
9. “Mas, Kue duite pada tiba mbok ilang apa ana sing jukut Mas.. karo laptope kue tiba nang ngisor mbok ana wong sing jukut” = Mas, itu uangnya pada jatuh, takutnya nanti hilang apa ada yang ambil. Laptop itu jatuh di bawah, nanti diambil orang lho

Ditulis berdasarkan kisah nyata dari dan oleh  Ken Radjasa




1 komentar:

Pages